Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika
Raden Ajeng Karni dan Dewi Kartika sama-sama memperjuangkan nasib kaum wanita melalui pendidikan. Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada tahun 1903. Beliau juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Pada tahun 1904 Kartini meninggal dunia. Kumpulan surat-suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul "HABIS GELAP TERBITLAH TERANG".
Pada tahun 1904, Dewi Sartika mendirikan Sekolah Istri di Bandung. Pada tahun 1915, Dewi Sartika mendirikan sebuah perkumpulan wanita bernama Pengasahan Budi. Perkumpulan ini memperjuangkan kemajuan wanita.
Musuh yang Pandai itu lebih Baik, daripada Teman yang Bodoh.
Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika
Raden Ajeng Karni dan Dewi Kartika sama-sama memperjuangkan nasib kaum wanita melalui pendidikan. Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi pada tahun 1903. Beliau juga mendirikan sekolah di rumahnya, di Rembang. Pada tahun 1904 Kartini meninggal dunia. Kumpulan surat-suratnya disusun dalam sebuah buku yang berjudul "HABIS GELAP TERBITLAH TERANG".
Pada tahun 1904, Dewi Sartika mendirikan Sekolah Istri di Bandung. Pada tahun 1915, Dewi Sartika mendirikan sebuah perkumpulan wanita bernama Pengasahan Budi. Perkumpulan ini memperjuangkan kemajuan wanita.
1 komentar:
- kunil mengatakan...
-
Iya-ya dia itu memperjuangkan nasip kaum wanita dan dia juga mendirikan sekolah untuk wanita pribumi dan ia mendirikan sekolah di rumahnya terus ia mengkumpulkan surat-surat disusun dalam sebuah buku yang berjudul "HABIS GELAP TERBITLAH TERANG"hahahahihihihi
- 29 Mei 2010 pukul 03.09
1 komentar:
Iya-ya dia itu memperjuangkan nasip kaum wanita dan dia juga mendirikan sekolah untuk wanita pribumi dan ia mendirikan sekolah di rumahnya terus ia mengkumpulkan surat-surat disusun dalam sebuah buku yang berjudul "HABIS GELAP TERBITLAH TERANG"hahahahihihihi
Posting Komentar